Keseimbangan Nitrit, Bakteri-Plankton, dan Mikromineral - Harvestariake
Informasi singkat tentang teknologi bioflok
22/10/2018
Pest Academy 2019 Indonesia, Smarter Pest Management
06/03/2019
Show all

Keseimbangan Nitrit, Bakteri-Plankton, dan Mikromineral

Organik nitrogen merupakan jumlah nitrogen dalam bahan organik yang terlarut atau tersuspensi dalam air. Ammonia, nitrit, dan nitrat merupakan produk kimia yang dihasilkan oleh organisme dan bakteri melalui proses biologi. Ammonia dan nitrit adalah bentuk nitrogen yang memiliki daya racun tinggi terhadap udang. Tingginya kadar nitrit dapat memicu serangan penyakit seperti IMNV dan TSV. Berdasarkan faktor pemicunya, komponen budidaya udang terdiri dari:

  1. Udang (biota objek), parameternya berupa genetik, kualitas benih, dan nutrisi.
  2. Patogen, parameternya berupa jenis virus/bakteri/jamur, tingkat kelimpahan, dan daya penyakit (virulensi).
  3. Lingkungan, parameternya berupa kualitas air, kualitas sedimen, dan cuaca.

Menurut Snieszko (1974) serangan penyakit pada udang dan ikan merupakan hasil dari penjumlahan kondisi udang, jenis pathogen, dan kuadrat dari nilai stress akibat faktor lingkungannya. Oleh sebab itu, pendekatan yang paling tepat dalam mengendalikan infeksi penyakit dari kondisi lingkungannya.

Gejala penyakit seperti IMNV (Infectious MyoNecrosis Visus) biasanya terjadi pada umur DOC >40 hari. Penyakit ini telah tersebar hampir disemua wilayah Indonesia. Beberapa daerah budidaya udang dengan infeksi serangan yang parah seperti: Bali, Banyuwangi, Situbondo, Jawa Barat bagian Selatan, Lampung Barat, dan Bengkulu. Agen Penyebab nya merupakan dsRNA famili Totivirdae dekat Genus Giardiavirus. Tanda udang yang terserang penyakit ini Insang menghitam, otot putih, kematian progresif dari satuan ekor hingga ribuan ekor dalam waktu singkat. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu padat tebar tidak berlebihan, masukan bahan organik terkendali, menjaga kualitas air tetap stabil sehingga udang bebas dari stress, serta menjaga kelimpahan plankton stabil.

Parameter kualitas air yang menjadi tanda infeksi awal penyakit ini yaitu turunnya nilai alkalinitas (<100 mg/l), penurunan kelimpahan plankton secara drastis, naiknya kelimpahan Vibrio green coloni, meningkatnya TSS, menurunnya DO (2-3 ppm) dan pH kurang dari 7, menurunnya TAN (<2 mg/L), serta tingginya kadar Nitrit. Secara umum, tingginya kadar Nitrit diperairan dapat memberikan dampak berupa meningkatkan laju konsumsi oksigen, terbentuknya senyawa Methaemocyanin, menekan sistem imunitas udang (mudah terserang bakteri Vibrio spp. patogen), dan meningkatkan frekuensi molting.

Gambar 1. keseimbangan awal bakteri dan plankton (Suantika & Situmorang 2018).

Gambar 2. Keseimbangan bakteri dan plankton setelah perlakuan inokulan bakteri (Suantika & Situmorang 2018).

Bahan organik dari beban budidaya menghasilkan ammonium dalam proses penguraian oleh bakteri heterotrof. Ammonium dioksidasi menjadi Nitrit kemudian menjadi Nitrat oleh bakteri melalui proses nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi alami berupa Nitrosomonas dan Nitrobacter sangat terbatas diperairan tambak. Menjaga keseimbangan kelimpahan bakteri dan plankton sangat diperlukan untuk mengendalikan bahan pencemar. Oleh karena itu, tambahan inokulan bakteri heterotroph yang tepat diperlukan untuk menguraikan bahan organik dan membantu proses nitrifikasi. Salah satu bakteri yang memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan plankton dan membantu proses denitrifikasi terdapat dalam probiotik Ariake3.

Saat kadar nitrit sangat tinggi bakteri heterotroph dan nitrifikasi tidak dapat bekerja dengan baik karena kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri tersebut mengalami penurunan kualitas.  Bakteri sama dengan mahkluk hidup lainnya, memerlukan asupan nutrisi sebagai sumber energi (ATP) dan pertumbuhan selnya. Nutrisi utama berupa karbon (C), nitrogen (N), hidrogen (H), oksigen (O), sulfur (S), fosfor (P), dan sejumlah kecil mineral mikro. Mineral mikro yang dibutuhkan bakteri berupa zing (Zn), kobalt (Co), selenium (Se), vanadium (V), iodin (I), besi (Fe), nikel (Ni), flor (F), tembaga (Cu), chromium (Cr), molybdenum (Mo), mangan (Mn), stannum (Sn), dan silikon (Si). Kekurangan sumber nutrisi tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelimpahan bakteri akan mengalami penurunan.

Mikro mineral tersebut cukup tersedia di air laut tetapi dengan sistem budidaya semi tertutup – tertutup sehingga masukan air laut ke tambak sangat terbatas. Selain itu, padat tebar udang yang tinggi akan menghasilkan beban limbah yang besar sehingga diperlukan jumlah bakteri yang banyak untuk menguraikannya dan perlunya mineral yang cukup. Oleh sebab itu, penambahan makro dan mikro mineral sangat penting untuk menjaga kestabilan kelimpahan bakteri pengurai sehingga infeksi penyakit dapat dihindari.

Sumber:

Nirmala K. 2019. Minimasi kadar nitrit di tambak udang dan rekayasa keseimbangan bakteri-plankton melalui pemenuhan kebutuhan mikro-elemen. Simposium Nasional Budidaya Udang Vannamei 2019 Banyuwangi.

Suantika G, Situmorang ML. 2018. Microbial equilibrium establishment through microbial loop manipulation for water quality and disease control in shrimp production. Microbial Biotechnology Research Group. School of Life Sciences and Technology. Institut Teknologi Bandung.

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× How can we help you?